18 Des 2010

Oh, Ibu

''Assalamualaikum...'' Ucap Putri yang baru pulang kuliah sambil mencium tangan ibunda nya.

"Waalaikumsalam...'' Jawab ibunya dengan mata terus mengawasi seorang pemuda yang mengantar Putri.

Sudah beberapa hari ini Putri anak satu-satunya selalu di anterin pemuda yang sering di lihatnya ngamen di angkutan umum maupun di warung.

''Putri.. Ibu tidak suka kalau putri pulang di anterin pemuda itu lagi.''
"Emang kenapa, Bu?.''
"Ibu sering lihat dia ngamen di sepanjang jalan!''
"Tapi Bu.....''
"Tidak tapi-tapian, pokoknya ibu tidak suka melihat kamu pulang di antarin pemuda itu. Apalagi jalan dengan nya. Apa kata orang nanti, anak ibu gaul dengan pengamen? Memalukan!".

****

Besoknya kebiasaan putri belum bisa di hilangkan, dia tetap pulang di antar pemuda yang bernama Rico tersebut. Sebenarnya Putri sudah menolak dengan membuat berbagai alasan, tapi Rico gak mau tahu, dia tetap nganterin putri sampai ke rumah.

"kan Ibu sudah bilang kalau kamu gak boleh gaul dengan pemuda itu lagi!.'' Sambil acungkan telunjuk ke arah Rico, Ibu terus mengeluarkan kata2 kasarnya, dengan begitu ibu berharap Rico takan berani dekat2 dengan Putri anak semata wayangnya.

"Ibu keterlaluan!." Sambil berlari dengan perasaan hancur dan malu. Putri masuk ke kamar. Putri tidak menyangka Ibunya akan bersikap kasar seperti itu di depan laki2 yang sangat di cintainya.

****

"Putri, apa yang ibu lakukan semua demi masa depan kamu, Ibu sudah menjodohkan kamu dengan laki-laki dari keluarga terhormat. Ibu malu kalau ada orang lihat kamu gaul dengan pengamen jalanan itu. Cepetan ganti baju, kita kerumah calon mertua kamu, dia teman SMA ibu''

"Putri gak mau di jodohin, Bu.... Sekarang bukan jaman siti nurbaya.''
"Bagus. Anak jaman sekarang sudah berani melawan orang tua! Kamu mau hidup dengan pengamen? Keluarga kamu mau di kasih makan apa?!''
"T-a-p-i..... Dia...'' Belum sempat Putri meneruskan kata2-nya sudah di potong ibunya lebih dulu.
"Sudah! Gak usah cari alasan, kamu pasti suka dengan calon suamimu nanti. Dulu ibunya bintang sekolah, kata dia kecantikanya nurun ke anak laki2 satu2nya. Pasti dia seorang pemuda yang tampan.''

Setelah hampir 25 tahun semenjak pisah di bangku sekolah antara Rika dan Ibunya Putri tidak pernah ketemu. Baru beberapa waktu lalu mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di sebuah apotik graha. Sejak itu mereka berniyat menjodohkan anak2 mereka untuk lebih mempererat hubungan persahabatan yang sempat putus.

*****

Sudah hampir satu jam keluarga Putri berada di rumahnya Rika,. Obrolan semakin hangat bercerita masa2 disekolah dulu. Mendadak mereka berhenti saat mendengar bell rumah berbunyi.Semua mata menuju pintu pagar yang sangat jelas terlihat dari ruang tamu. Seorang pemuda masuk dengan menenteng gitar di pundaknya.

"Itu aaanakmu!, Rika?!" Ibunya putri tak dapat menutupi keterkejutnya, dia tidak percaya kalau pemuda yang pernah di hujat dan di larang berteman dengan putrinya adalah anak dari Rika, teman sekolahnya dulu.

"Iyah... Itu anak ku yang selama ini aku ceritakan'' Sambil tersenyum bangga melihat Rico.

"Jadi selama ini yang kau ceritakan omong kosong?!. Katanya anakmu mahasiswa tingkat ahir yang sebentar lagi wisuda!!." Sambil menatap kecewa, Ibunya putri minta penjelasan.

"Itu bukan omong kosong... Sekarang Rico sudah selese mengerjakan skripsi, setelah wisuda nanti kami berniyat mengirimnya untuk kuliah di luar negri''

"Tapi saya sering lihat dia itu ngamen di angkutan umum, kadang malah di warung baso langganan kami sekeluarga.''

"Itulah Rico anak kami, dia suka sekali nyanyi sambil main gitar. Rupanya hobby dan bakat yang ada, Rico pergunakan untuk mencari uang dengan cara ngamen. Saya Ibunya juga sering ketemu dijalan tetap di minta recehan seolah kami tak saling kenal.''

Masih tetap tersenyum bangga sambil sesekali menggelengkan kepala, Ibu Rico cerita panjang lebar kegiatan anaknya di luar jam kuliah termasuk kebiasaan ngamen. Uang hasil ngamen bukan buat Rico sendiri, melainkan buat di sumbangkan ke panti asuhan yang tak jauh dari rumah. Apapun kegiatan Rico selama mengarah ke hal positif tidak pernah di larangnya. Justru Ibunya Rico merasa bangga melihat keperdulian anaknya pada panti asuhan, biarpun uang yang di dapat hasil dari mengamen.

TAMAT.

Seandainya Anda menjadi Rico apakah masih mau berhubungan lagi dengan Putri? Setelah di caci, di hina dengan kata2 yang sangat kasar oleh ibunya...

Hendaknya kita jangan menganggap sepele profesi seseorang termasuk pengamen seperti cerita di atas, apalagi sampe merendahkan dengan kata2 hina.

Buku Tamu

Total Tayangan Halaman